Ikhwanul Muslimin mengeluarkan kenyataannya, Isnin (23/9/2013), berkaitan dengan keputusan mahkamah rejim kudeta yang membubarkan orrganisasi terbesar di Mesir itu.
Berikut kenyataan tersebut yang diterjemahkan dari Dakwatuna, Selasa (24/9/2013):
“Hari ini, mahkamah Kaherah yang dipimpin oleh hakim Muhammad Sayid menjatuhkan hukuman yang melarang semua aktiviti gerakan Ikhwanul Muslimin, jemaah Ikhwanul Muslimin, semua yayasan cabang, atau yang ada kaitan, atau didirikan dengan dana dari Ikhwan, atau mendapatkan bantuan kewangan dan bantuan lainnya, dan lembaga-lembaga yang menerima bantuan dari Ikhwan atau anggota Ikhwan.
Selain itu, mahkamah juga membuat keputusan membekukan semua aset jemaah, baik yang berbentuk bangunan, aset bergerak, dana cair, yang dimiliki atau disewakan, maupun semua aset yang dimiliki oleh orang-orang yang ada kaitan dengan gerakan Ikhwan, untuk kemudian dimanfaatkan negara sesuai dengan undang-undang Mesir sebagaimana mestinya.
Ikhwanul Muslimin menegaskan bahwa keputusan mahkamah ini bersifat diskriminatif, balas dendam, politik, dan berusaha untuk menghancurkan pihak tertentu. Keputusan ini tidak mengejutkan, kerana tujuannya hanya untuk dijadikan untuk menutup semua kejahatan yang telah dilakukan tentera mulai dari 3 Julai lalu. Pihak tentera telah menangkap lebih dari 15 ribu orang Ikhwan, termasuk di dalamnya Mursyid ‘Am, Muhammad Badi’ dan dua orang wakilnya. Mereka juga telah membakar pejabat-pejabat Ikhwan, membunuh anggota Ikhwan, dan menuduh para peserta demonstrasi a man dengan tuduhan yang sengaja diada-adakan.
Ikhwanul Muslimin ingin mengingatkan tentera tentang para pendahulu mereka yang pernah melakukan hal yang sama. Dulu mereka mengira dapat menghilangkan Ikhwan dan anggotanya dari masyarakat Mesir.
Padahal Ikhwan adalah bahagian yang sangat penting dalam masyarakat; memberikan denyut kehidupan, membimbing, memberi dan merangkul semua lapisan masyarakat. Penerimaan masyarakat terhadap Ikhwan terbukti dengan lima kemenangannya dalam proses demokrasi. Ketika ini, demonstrasi yang terus saja terjadi di Mesir juga membuktikan bahwa masyarakat akan terus bersama Ikhwan mendukung demokrasi, menentang kudeta tentera, membela kebebasan rakyat dalam berjuang, mengembalikan kemerdekaan bangsa dan masa depan generasinya.
Keputusan yang bersifat diskriminatif, balas dendam, politik, dan berusaha menghancurkan pihak tertentu ini, dikeluarkan oleh mahkamah yang tidak memiliki kuasa untuk mengeluarkannya. Selain itu, isi keputusannya juga melebihi tuntutan yang diajukan oleh pihak penuntut.
Sebenarnya, tuntutan hanya diajukan untuk lembaga swasta yang diatur oleh undang-undang lembaga swasta. Oleh kerana itu, keputusan seperti ini belum pernah dikeluarkan oleh rejim sekejam apapun, dan di manapun. Pengeluaran keputusan ini hanyalah rentetan baru kejahatan pemerintah kudeta.
Ikhwanul Muslimin adalah fikrah, manhaj, dan jamaah. Ikhwan telah ada, dan akan selalu ada. Ikhwan akan terus berjalan menyeru semua orang kepada Allah swt., setia dengan janji kepada-Nya, dan berbakti kepada negara dan rakyatnya. Ikhwan akan terus memegang prinsip dakwahnya yang penuh hikmah, mau’izah hasanah, dilakukan dengan cara-cara yang aman dan menghormati undang-undang yang adil.
Ikhwanul Muslimin adalah dakwah yang mengajak kepada kebenaran, kekuatan dan kebebasan. Dia melintasi semua batas geografi dan politik, untuk memelihara umat dan bangsanya agar tetap berjuang demi negara, dengan tetap memegang prinsip dan menjaga manhajnya. Tujuannya adalah agar seluruh bangsa dapat hidup mulia dan merdeka dengan cahaya Islam yang diridhai Allah swt. Kejahatan penguasa tidak akan pernah melemahkan perjuangan kami.”
Niscaya orang-orang yang zalim akan segera mengetahui akhir kezalimannya. Allahu Akbar Wa Lillahil Hamdu.
Ikhwanul Muslimin, 23 September 2013
ULASAN GB
GB tertarik dengan perenggan terakhir kenyataan di atas iaitu:
Niscaya orang-orang yang zalim akan segera mengetahui akhir kezalimannya.
GB sentiasa, di dalam blog ini mengingatkan pihak tertentu tak kira siapa dan dimana termasuk di Malaysia ini bahawa rancangan jahat dan zalim itu tidak akan menimpa orang lain, sebaliknya akan menimpa mereka yang merancangnya.
Itu adalah hukum kebenaran dan keadilan. Itu adalah hukum Allah dan tercatat jelas d dalam Al-Quran:
Sambil bersikap sombong di bumi dan berusaha merancangkan rencana jahat, dan tidak ditimpakan dengan rancangan yang jahat itu melainkan orang yang merancangkannya sendiri. Maka tiada yang mereka tunggu melainkan seperti berlakunya kebinasaan ke atas orang yang telah lalu. Kerana engkau tidak akan mendapati perubahan bagi Sunnatullah, dan engkau tidak akan mendapati Sunnatullah itu menyimpang.[Fatir: 43]