Ahmad Fahmi, seorang penulis dan pengamat politik di Mesir, menulis sebuah artikel di lamanweb egyptwindow.net, Isnin lalu (4/11/2013). Beliau menyatakan bahwa perkataan Presiden Mursi yang disampaikan begitu saja, berubah menjadi perkataan yang akan ditulis dalam sejarah.
Menurutnya, Presiden Mursi seperti orang yang baru datang dari istana, bukan dari penjara.
Menahannya di tempat tersembunyi memang merupakan pilihan yang harus diambil oleh penguasa kudeta.
Kalau tidak demikian, pemerintah kudeta akan sangat mudah dirobohkan oleh orang ini.
Fahmi menyebutkan bahwa penguasa kudeta berjuang berminggu-minggu untuk membuktikan keabsahan pemerintahan mereka. Ternyata hasil perjuangan mereka itu runtuh begitu saja dalam hitungan detik.
Bahkan menurut Fahmi, beberapa saat sebelum pengadilan, para penguasa itu bahkan mencuri video Presiden Mursi, merakam beliau dengan keadaan yang menyedihkan, lalu membocorkannya ke publik. Banyak orang menyamakannya dengan kondisi Saddam Husein beberapa saat sebelum dihukum mati. Tapi ternyata media pendukung beliau boleh menjadikanya kontra-produktif bagi penguasa.
Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa beberapa saat yang kita saksikan di pengadilan akan menjadi hal yang selalu dibanggakan ketika mengingatnya beberapa puluh tahun mendatang.
Fahmi menutup artikelnya dengan bersumpah bahwa penguasa kudeta sangat rapuh, sekali tiup akan roboh.
Sekarang rakyat Mesir hanya memerlukan tekad, semangat dan perlawanan yang bersatu padu menjatuhkan penguasa kudeta tersebut.