Kaherah - Hisyam Qandil adalah perdana menteri pada masa pemerintahan Presiden Mursi. Beliau mengundurkan diri ketika berlakunya kudeta tentera 3 Julai 2013 yang lalu.
Kelmarin, Sabtu (16/11/2013), beliau menyampaikan satu pesanan melalui rakaman video yang disiarkan melalui lamanweb youtube. Beliau memilih cara ini, menyampaikan pesanan secara terbuka dengan rakaman video, tidak di depan pihak tertentu saja, karena beliau ingin isi pesanan ini sampai kepada seluruh rakyat Mesir. Baik yang mendukung ataupun yang menentang Presiden Mursi.
Qandil menyampaikan pesanan ini sebagai tanggung jawabnya kepada sejarah, dan demi menyelamatkan Mesir dari kehancuran dan pertumpahan darah.
Pesanan ini dibagi dua bahagian. Bahagian pertama, bagaimana sebenarnya sikap dan kebijakan Presiden Mursi dalam krisis politik yang terjadi di Mesir saat ini. bahagian kedua, usulan penyelesaian krisis di Mesir saat ini.
Tentang sikap Presiden Mursi, dalam mengambil semua keputusannya, Presiden Mursi selalu mendahulukan dan menjadikan Mesir dengan semua elemennya sebagai pertimbangan. Bukan kelompok atau bahagian tertentu, tapi seluruh Mesir.
Presiden Mursi juga sangat memperhatikan bagaimana melanjutkan dan menyempurnakan hasil-hasil Revolusi Januari 2011, dan bagaimana menyempurnakan lembaga-lembaga yang diperlukan dalam kehidupan berdemokrasi.?
Beliau sangat memperhatikan selamatnya kehidupan seluruh rakyat Mesir, dan sangat prihatin apabila berlaku persengketaan dan pertumpahan darah.
Untuk itu beliau berfikir keras bagaimana mempercepat kejayaan pembangunan di seluruh bidang kehidupan. Pegangan Presiden Mursi dalam pembangunan adalah bahwa Mesir harus mempunyai kedaulatan dan kehendak yang merdeka. Terutama dalam hal makanan, obat-obatan dan kesehatan.
Pada tahun ini, sebenarnya beliau sangat memikirkan bagaimana seluruh pihak dan kekuatan politik dapat turut serta di dalam pengambilan keputusan. Beliau mengajak dan mengundang semuanya. Tapi berkali-kali pihak-pihak tersebut menolak bekerja sama dengan Presiden Mursi. Bahkan mereka berusaha menggagalkan kerja Presiden Mursi, dan menghancurkan hasil kerja keras yang selama ini beliau lakukan. Jadi sikap Presiden Mursi sama sekali berbeda dengan yang dipublikasikan media, bahwa beliau ingin mengambil semua bahagian dan dilakukan sendirian, atau yang disebut dengan diktatorisme dalam mengambil keputusan.
Aku ingin bersaksi tentang apa yang dikatakan oleh Presiden Mursi kepada As-Sisi pada tanggal 2 Julai 2013. Saat itu beliau berpesan agar As-Sisi menjaga dan melindungi keutuhan tentera Mesir, demi rakyat Mesir, bangsa Arab, dan umat Islam.
Presiden Mursi sama sekali tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh militer, apa pernyataan yang disiapkan, disembunyikan, dan akan dikeluarkan militer pada hari-hari berikutnya. Beliau tidak mengetahui bahwa militer akan mengambil sikap yang memihak kelompok tertentu dalam krisis saat itu. Bahawa militer bahkan malah menambah rumit dan kacau kondisi krisis politik, tidak menghadirkan ketenangan bagi rakyat Mesir.
Berkenaan dengan referendum tentang kelangsungan kekuasaannya, sebenarnya Presiden Mursi bersikap menerima saja. Namun beliau memandang bahwa referendum sebaiknya dilakukan setelah selesai pemilu legislatif yang rencananya akan dilaksanakan pada bulan September 2013. Baru setelah itu dibentuk kabinet, sehingga tidak ada kekosongan negara atau kekuatiran terancamnya proses demokrasi yang sedang dijalankan. Kerana proses demokrasi adalah hasil kerja keras seluruh rakyat Mesir, melalui dua kali referendum dan dua kali pilihanraya umum.
Namun saat itu pihak-pihak tertentu memaksakan diadakannya referendum dua minggu lagi setelah tanggal 30 Julai 2013. Hal ini ditolak Presiden Mursi kerana suasana ketika itu sungguh panas dan mencengkam sehingga mustahil akan terlaksana referendumm yang bersih dan bebas. Kalau referendum itu dipaksakan maka yang akan terjadi adalah pengesahan terjadinya kudeta militer saat itu.
Presiden Mursi pada tanggal 2 Julai menyampaikan usulan penyelesaian krisis politik saat itu. Usulan beliau sangat lengkap. Tapi usulan tersebut ditolak. As-Sisi berkeras mengambil alih kekuasaan, dan ternyata road map yang disampaikan As-Sisi pun sama persis dengan usulan Presiden Mursi. Hanya ada dua poin yang berbeza, yaitu penggulingan Presiden dan pembekuan konstitusi. Dari sini jelas arah yang diinginkan oposisi dan militer saat itu.
Sumber Asal: dakwatuna
Kelmarin, Sabtu (16/11/2013), beliau menyampaikan satu pesanan melalui rakaman video yang disiarkan melalui lamanweb youtube. Beliau memilih cara ini, menyampaikan pesanan secara terbuka dengan rakaman video, tidak di depan pihak tertentu saja, karena beliau ingin isi pesanan ini sampai kepada seluruh rakyat Mesir. Baik yang mendukung ataupun yang menentang Presiden Mursi.
Qandil menyampaikan pesanan ini sebagai tanggung jawabnya kepada sejarah, dan demi menyelamatkan Mesir dari kehancuran dan pertumpahan darah.
Pesanan ini dibagi dua bahagian. Bahagian pertama, bagaimana sebenarnya sikap dan kebijakan Presiden Mursi dalam krisis politik yang terjadi di Mesir saat ini. bahagian kedua, usulan penyelesaian krisis di Mesir saat ini.
Tentang sikap Presiden Mursi, dalam mengambil semua keputusannya, Presiden Mursi selalu mendahulukan dan menjadikan Mesir dengan semua elemennya sebagai pertimbangan. Bukan kelompok atau bahagian tertentu, tapi seluruh Mesir.
Presiden Mursi juga sangat memperhatikan bagaimana melanjutkan dan menyempurnakan hasil-hasil Revolusi Januari 2011, dan bagaimana menyempurnakan lembaga-lembaga yang diperlukan dalam kehidupan berdemokrasi.?
Beliau sangat memperhatikan selamatnya kehidupan seluruh rakyat Mesir, dan sangat prihatin apabila berlaku persengketaan dan pertumpahan darah.
Untuk itu beliau berfikir keras bagaimana mempercepat kejayaan pembangunan di seluruh bidang kehidupan. Pegangan Presiden Mursi dalam pembangunan adalah bahwa Mesir harus mempunyai kedaulatan dan kehendak yang merdeka. Terutama dalam hal makanan, obat-obatan dan kesehatan.
Pada tahun ini, sebenarnya beliau sangat memikirkan bagaimana seluruh pihak dan kekuatan politik dapat turut serta di dalam pengambilan keputusan. Beliau mengajak dan mengundang semuanya. Tapi berkali-kali pihak-pihak tersebut menolak bekerja sama dengan Presiden Mursi. Bahkan mereka berusaha menggagalkan kerja Presiden Mursi, dan menghancurkan hasil kerja keras yang selama ini beliau lakukan. Jadi sikap Presiden Mursi sama sekali berbeda dengan yang dipublikasikan media, bahwa beliau ingin mengambil semua bahagian dan dilakukan sendirian, atau yang disebut dengan diktatorisme dalam mengambil keputusan.
Aku ingin bersaksi tentang apa yang dikatakan oleh Presiden Mursi kepada As-Sisi pada tanggal 2 Julai 2013. Saat itu beliau berpesan agar As-Sisi menjaga dan melindungi keutuhan tentera Mesir, demi rakyat Mesir, bangsa Arab, dan umat Islam.
Presiden Mursi sama sekali tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh militer, apa pernyataan yang disiapkan, disembunyikan, dan akan dikeluarkan militer pada hari-hari berikutnya. Beliau tidak mengetahui bahwa militer akan mengambil sikap yang memihak kelompok tertentu dalam krisis saat itu. Bahawa militer bahkan malah menambah rumit dan kacau kondisi krisis politik, tidak menghadirkan ketenangan bagi rakyat Mesir.
Berkenaan dengan referendum tentang kelangsungan kekuasaannya, sebenarnya Presiden Mursi bersikap menerima saja. Namun beliau memandang bahwa referendum sebaiknya dilakukan setelah selesai pemilu legislatif yang rencananya akan dilaksanakan pada bulan September 2013. Baru setelah itu dibentuk kabinet, sehingga tidak ada kekosongan negara atau kekuatiran terancamnya proses demokrasi yang sedang dijalankan. Kerana proses demokrasi adalah hasil kerja keras seluruh rakyat Mesir, melalui dua kali referendum dan dua kali pilihanraya umum.
Namun saat itu pihak-pihak tertentu memaksakan diadakannya referendum dua minggu lagi setelah tanggal 30 Julai 2013. Hal ini ditolak Presiden Mursi kerana suasana ketika itu sungguh panas dan mencengkam sehingga mustahil akan terlaksana referendumm yang bersih dan bebas. Kalau referendum itu dipaksakan maka yang akan terjadi adalah pengesahan terjadinya kudeta militer saat itu.
Presiden Mursi pada tanggal 2 Julai menyampaikan usulan penyelesaian krisis politik saat itu. Usulan beliau sangat lengkap. Tapi usulan tersebut ditolak. As-Sisi berkeras mengambil alih kekuasaan, dan ternyata road map yang disampaikan As-Sisi pun sama persis dengan usulan Presiden Mursi. Hanya ada dua poin yang berbeza, yaitu penggulingan Presiden dan pembekuan konstitusi. Dari sini jelas arah yang diinginkan oposisi dan militer saat itu.
Sumber Asal: dakwatuna
Tiada ulasan:
Catat Ulasan