29 Nov 2010

Wikileaks Terus Bocorkan Dokumen Rahsia

Wikileaks terbitkan lagi dokumen rahsia

Gambar: Julian Assange mengatakan Amerika takut diminta bertanggung jawab

Tapak web pengungkap dokumen rahsia Wikileaks menerbitkan ratusan ribu lembaran diplomatik rahsia Amerika Serikat dan berbagai surat khabar antarabangsa menerbitkan sarinya.

Wikileaks tetap menerbitkan dokumen-dokumen rahsia dan tidak mengindahkan permohonan pemerintah Amerika agar tapak web tersebut tidak menerbitkan dokumen berkenaan.

Inti sari dokumen yang diterbitkan berbagai surat khabar antarabangsa ini diambil dari seperempat juta korespondensi antara Jabatan Luar Negeri Amerika dan misi diplomatik Amerika selama tiga tahun terakhir.

Salah satu dokumen berisi pernyataan bahawa Arab Saudi dan sejumlah negara Arab meminta Amerika untuk menghentikan program nuklir Iran dengan segala cara, termasuk serangan militer.

Selain itu, muncul keterangan terperinci mengenai sabotaj komputer secara terus menerus oleh pemerintah Cina terhadap Amerika dan sekutu-sekutunya.

Reaksi

Gedung Putih menyebut penerbitan kabel diplomatik ini sebagai langkah yang ceroboh dan berbahaya. Gedung Putih mengatakan penerbitan ini boleh membahayakan pembicaraan peribadi dengan pemerintah asing dan pemimpin pembangkang, membahayakan diplomat Amerika, agen perisik dan pihak-pihak yang meminta bantuan Amerika untuk mendorong demokrasi.

Wikileaks sebelumnya menerbitkan dokumen perang Irak dan Afghanistan

Jabatan Pertahanan Amerika mengatakan pihaknya telah meningkatkan pelatihan dan membuat sistem komputernya lebih selamat memastikan dokumen rahsia tidak bocor.

Sebelumnya, Amerika Syarikat menulis surat kepada pendiri tapak web pengungkap dokumen rahasia Wikileaks, Julian Assange, meminta dia agar tidak menerbitkan sejumlah dokumen diplomatik.

Assange menuding pihak berwenang Amerika takut karena akan dituntut bertanggung jawab. Wikileaks mengatakan bahwa dokumen rahasia ini jumlahnya tujuh kali ganda lebih besar dari hampir 400,000 dokumen Pentagon berhubung perang Irak yang diterbitkan tapak web itu bulan Oktober lalu.

Para pengamat mengatakan Amerika dan sekutu-sekutunya berpotensi dimalukan oleh publikasi penilaian jujur dari berbagai diplomat asing.

Media England mengatakan pemerintah British khuatir penerbitan dokumen itu dapat menyebabkan warga negara Inggeris yang ada di negara-negara Muslim dijadikan sasaran balas dendam terhadap pandangan-pandangan yang dianggap "anti-Islam".

Kementerian Pertahanan Inggeris mendesak para peneribit media Inggeris agar "selalu ingat" kesan penerbitan bocoran itu terhadap keamanan nasional.

Tiada ulasan: