19 Nov 2011

[Video & Bergambar] Harimau Yang Jarang Dilihat Dirakam Di Kawasan Pembalakan Indonesia

Jakarta - Kumpulan pemuliharaan Dana Hidupan Sedunia (WWF) semalam mendesak pemerintah Indonesia memulihara hutannya selepas gambar-gambar menunjukkan beberapa ekor harimau yang jarang dilihat berada di sebuah kawasan pembalakan.

Gambar: SEBUAH kamera tersembunyi merakamkan gambar seekor harimau batu di Bukit Tigapuluh, Sumatera pada 18 Mac lalu. - Reuters

Menurut WWF, gambar itu menunjukkan harimau Sumatera, harimau emas, harimau bintang, harimau akar dan harimau batu berkeliaran di sebuah kawasan hutan yang tidak dilindungi.

Ia menyatakan, harimau tersebut ditemui berada di antara Taman Negara Bukit Tigapuluh, Sumatera dan sebuah kawasan pemuliharaan haiwan liar.

Lebih tiga bulan dalam tahun ini, kamera WWF merakamkan 404 gambar harimau liar termasuk 226 ekor harimau Sumatera, 77 ekor harimau akar, 70 ekor harimau emas, empat harimau batu dan 27 harimau bintang. - AFP


Foto-foto ehsan BBC:


Harimau Sumatera ini termasuk salah satu dari lima spesies harimau yang jarang ditemui yang dirakam oleh kamera dalam kajian yang dilakukan WWF Indonesia. Kajian dilakukan di kawasan hutan Bukit Tiga Puluh dan koridor hutan di sekitar. Foto-foto oleh WWF Indonesia/PHKA.

Kucing congkok
Selama kajian tiga bulan, kamera WWF menghasilkan 404 foto harimau, termasuk 226 harimau Sumatera, 77 harimau dahan, 70 kucing emas, 4 kucing batu, dan 27 kucing congkok.

Kucing emas
WWF Indonesia mendesak kerajaan dan perusahaan-perusahaan untuk mengambil tindakan segera guna menyelamatkan kawasan yang memiliki keanekaragaman kehidupan.

Kucing emas
Karmila Parakkasi, Koordinator Penelitian Harimau WWF menyatakan spesies harimau ini dilindungi oleh kerajaan Indonesia dan tercatat sebagai binatang yang terancam pupus.

Macan dahan
Parakkasi juga menyatakan temuan spesies, termasuk harimau dahan ini, menunjukkan kawasan Bukit Tigapuluh dan koridor hutan seliling sangat kaya.

Macan dahan
WWF Indonesia juga meminta agar kerajaan Indonesia menimbang semula keizinan konsesi penebangan hutan di kawasan itu.

Kucing batu
Sejumlah perusahaan kayu yang beroperasi di kawasan ini, menurut WWF Indonesia, termasuk Barito Pacific.








2 ulasan:

Amuraria berkata...

PUAK PENYAMUN TIDAK KIRA APA KESAN ATAU KEPUPUSAN ASAL FULUS MASYUK ! TAMBAHAN PULAK DI INDONESIA LAGI BANYAK PENYAMUN DAN PERASUAH ! MACAM JUGA DI MESIA !

Tanpa Nama berkata...

Harap PERHILITAN dengan kerjasama WWF menjaga populasi semua spesis binatang di Malaysia. Jangan kacau merekananti mereka kacau kita. Jangan rampas makanan mereka nanti mereka rampas makanan kita. Jangan ceroboh kawasan mereka nanti mereka ceroboh kawasan kita.