26 Nov 2013

Kudeta Mesir Kepanasan, Khuatir Diheret Ke Mahkamah Antarabangsa

Ketika ini sedang berlaku polemik di kalangan elit penguasa di Mesir ekoran wujudnya beberapa sidang konferens di luar negera berkaitan dengan usaha membawa mereka ke pengadilan antarabangsa.

Pada awalnya berlakunya satu sidang konferens di London yang diadakan oleh beberapa pihak hak asasi manusia. Dalam konferensi tersebut, mereka menuduh As-Sisi telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan. Ditambah dengan rakan-rakan kudetanya, diantaranya termasuklah presiden sementara (Adly Mansur), perdana menteri (Hazim Beblawi), menteri dalam negeri (Muhammad Ibrahim).

Untuk kali keduanya, konferensi diadakan di Istanbul. Di sanalah dicanangkan upasa praktis dan serius membawa para tertuduh itu ke pengadilan antarabangsa.

Banyak tokoh dan pakar memberikan komentar hal tersebut.

Beberapa pakar undang-undang menyebutkan bahawa proses tuduhan adalah satu usaha undang-undang yang sah dan hak rakyat yang mengalami penindasan dari kalangan pengkudeta. Ketika didukung oleh lembaga hak asasi antarabangsa dan pemerintah Turki, proses tersebut diharapkan akan berjalan lebih cepat.

Ada pula pengamat yang berkomentar bahawa usaha ini tidak sesuai dengan undang-undang, bahkan terkesan mempermainkannya. Selain itu, juga merendahkan martabat tokoh-tokoh yang merupakan simbol negara.

Namun menurut, Ibrahim Yusri, mantan duta besar Mesir di Algeria dan seorang peguam dunia, menyatakan bahwa proses pengajuan seseorang dalam pengadilan dunia banyak dikendalikan dan dipengaruhi negara-negara besar dan Majlis keselamatan PBB. Misalnya ia boleh menangguhkan priosiding hingga satu tahun atau lebih. Majlis Keselamatan juga sangat menentukan apakah hukuman yang dijatuhkan itu mengikat atau tidak.

Yusri menilai, pengajuan para pelaku kudeta di Mesir sudah bersesuaian dengan undang-undang. Apalagi ketika didukung oleh Turki dan Britain, hal ini akan menambah cepat prosesnya.

Perlu diketahui, di antara aktivis Hak Asasi Manusia adalah Ken MacDonald (mantan Ketua Hakim England), Richard Falk (mantan utusan kas PBB), dan Michael Mansfield (penasihat Ratu Elizabeth)

Tiada ulasan: