Penangkapan terhadap pemimpin Ikhwanul Muslimin terus dilakukan oleh pemerintahan sementara Mesir. Berpuluh orang pemimpin Ikhwanul Muslimin termasuk pemimpin terkenal IM, Mohammed al-Beltagi ditangkap pada hari Rabu (29/8).
Dalam laporan BBC edisi Khamis (29/8) malam, Beltagi yang merupakan Setiausaha Agong Parti Pembebasan dan Keadilan, sayap politik Ikhwanul dituduh menghasut kekerasan. Mantan menteri buruh Khaled al-Azhari juga ditangkap. Penangkapan terus dilakukan terhadap pemimpin Ikhwanul setelah penggulingan presiden Muhammad Mursi.
Pengadilan memerintahkan penangkapan Beltagi pada 10 Julai. Meski ada perintah penangkapan, Beltagi hampir setiap hari muncul di Rabaa al-Adawiyah, tempat kemah para demonstran pendukung Mursi di Kairo. Mantan perdana menteri tersebut juga sering pidato.
Ratusan orang tewas pada awal bulan ini ketika pasukan keamanan menyerbu kamp protes di ibu kota. Di antara mereka yang tewas adalah putri Beltagi, Asmaa yang berusia 17 tahun.
Kritik terhadap Ikhwanul Muslimin di media lebih banyak difokuskan pada Beltagi yang dituduh berada dibalik aksi kekerasan. Dia terus meminta warga Mesir untuk bangkit melawan militer dalam pernyataan yang direkam di video saat bersembunyi.
Sementara itu demonstrasi lanjutan pro-Mursi dilaporkan berlansung hari ini, Jumaat (30/8). Menteri Dalam Negeri memperingatkan pasukan keamanan akan menggunakan peluru tajam melawan demonstrasi yang menyerang institusi publik.
Juru bicara pendokong Mursi yang menamakan kumpulan mereka sebagai Petubuhan Anti-Kudeta, Salah Goma mengatakan, pihaknya akan rerus melakukan demonstrasi aman.
“Kami menyambut seruan demonstrasi. Kami akan terus melakukan protes dengan sopan dan aman,” ujar Goma, seperti dikutip dari The National, Jumaat (31/8/2013).
Tiada ulasan:
Catat Ulasan