Mantan Presiden Tunisia Larikan Diri Ke Saudi Arabia
Mantan Presiden Tunisia, Zine al-Abidine Ben Ali, telah tiba di Saudi Arabia setelah dipaksa turun dari jawatannya ekoran gelombang penunjuk perasaaan anti pemerintah.
Pejabat berita Reuters melaporkan bahwa Ben Ali dan keluarganya sudah tiba di kota pelabuhan Jeddah.
Pejabat berita rasmi Saudi Arabia (SPA) pula melaporkan bahawa pemerintah Kerajaan Saudi Arabia menyambut kedatangan Ben Ali dan keluarganya dan menyatakan dukungan mereka terhadap rakyat Tunisia.
Gelombang penunjuk perasaaan anti pemerintah dan kekerasan polis menyapu Tunisia minggu ini dan mengakibatkan Ben Ali mengundurkan diri dari jabatannya.
Sebelumnya Perdana Menteri Tunisia, Mohammed Ghannouchi mengatakan akan mengambil alih kekuasaan sementara dari Ben Ali.
Pengumuman pengunduran diri itu disampaikan oleh Ghannouchi lewat saluran TV negara.
Ghannouchi, 69, pernah menjabat menteri keuangan sebelum menjadi perdana menteri pada tahun 1999.
Keadaan darurat
Pengunduran diri ini diumumkan tak lama setelah pernyataan keadaan darurat dan pembubaran kabinet serta parlimen.
Pemilihan parlimen akan diselenggarakan dalam waktu enam bulan yang akan datang.
Ben Ali -dalam pernyataan yang disiarkan lewat saluran TV nasional Kamis (13/01)- berjanji tidak akan mencalonkan diri lagi dalam pemilihan 2014.
Ben Ali, 74, merupakan presiden kedua Tunisia sejak merdeka dari Prancis tahun 1956.
Dia mulai menjadi presiden sejak tahun 1987 dan dalam pemilihan 2009 kembali berkuasa dengan merebut sekitar 90% suara.
Namun krebilitinya musnah sejak demonstrasi yang berlangsung selama beberapa minggu ini untuk menentang kenaikan harga barangan, korupsi, dan pengangguran.
Mantan Presiden Tunisia, Zine al-Abidine Ben Ali, telah tiba di Saudi Arabia setelah dipaksa turun dari jawatannya ekoran gelombang penunjuk perasaaan anti pemerintah.
Pejabat berita Reuters melaporkan bahwa Ben Ali dan keluarganya sudah tiba di kota pelabuhan Jeddah.
Pejabat berita rasmi Saudi Arabia (SPA) pula melaporkan bahawa pemerintah Kerajaan Saudi Arabia menyambut kedatangan Ben Ali dan keluarganya dan menyatakan dukungan mereka terhadap rakyat Tunisia.
Gelombang penunjuk perasaaan anti pemerintah dan kekerasan polis menyapu Tunisia minggu ini dan mengakibatkan Ben Ali mengundurkan diri dari jabatannya.
Sebelumnya Perdana Menteri Tunisia, Mohammed Ghannouchi mengatakan akan mengambil alih kekuasaan sementara dari Ben Ali.
Pengumuman pengunduran diri itu disampaikan oleh Ghannouchi lewat saluran TV negara.
Ghannouchi, 69, pernah menjabat menteri keuangan sebelum menjadi perdana menteri pada tahun 1999.
Keadaan darurat
Pengunduran diri ini diumumkan tak lama setelah pernyataan keadaan darurat dan pembubaran kabinet serta parlimen.
Pemilihan parlimen akan diselenggarakan dalam waktu enam bulan yang akan datang.
Ben Ali -dalam pernyataan yang disiarkan lewat saluran TV nasional Kamis (13/01)- berjanji tidak akan mencalonkan diri lagi dalam pemilihan 2014.
Ben Ali, 74, merupakan presiden kedua Tunisia sejak merdeka dari Prancis tahun 1956.
Dia mulai menjadi presiden sejak tahun 1987 dan dalam pemilihan 2009 kembali berkuasa dengan merebut sekitar 90% suara.
Namun krebilitinya musnah sejak demonstrasi yang berlangsung selama beberapa minggu ini untuk menentang kenaikan harga barangan, korupsi, dan pengangguran.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
Oleh kerana terlalu ramai yang menyalahgunakan ruangan komen untuk tujuan mengeluarkan kata-kata kesat, mencarut, maki hamun dan bahasa yang tidak murni, semua komen akan disemak dahulu sebelum dilulusterbitkan.